[Chapter 2] 좋은 일이야

좋은 일이야

Don’t be sorry to me anymore.

by ssyoung

Main Cast: Yong Junhyung & Lee Yoobi || Genre: Romance & Sad || Length: Short-series || Rating: Teen || Credit Poster: NJXAEM at Poster Channel || Disclaimer: Cast belongs to God. No copy-paste. Copyright © 2017 by ssyoung.

Originally written by me. Also published on CubeEntFF

Chapter 2 — Back to Home

1

I think we were dangerous to each other,

that’s why we were always in pain.

▬.▬

Ponsel gadis itu terus berdering, sampai-sampai dia tidak tahan mendengarnya. Ia pun meraih ponselnya, kemudian mendekatkannya ke kupingnya, tanpa melihat siapa yang menelponnya pagi-pagi buta begini.

“H-halo. . .?”

Ya! Lee Yoobi! Kau dimana?”

“Aish. . . Jung Soojung.”

Lee Yoobi membuka matanya perlahan, kemudian menarik ponselnya dan melihat jam yang menunjukkan pukul 1 pagi. Ia menghela napas berat, kemudian mendekatkan lagi ponselnya ke telinganya.

“Ada apa pagi-pagi begini kau menelponku?” tanya Yoobi kesal.

“Pagi-pagi?” tanya gadis itu bingung. “Kau ada dimana?”

“Aduh, aku di New York.”

“Ehhh?” Soojung langsung menarik napasnya dalam-dalam. “Kau di New York?”

“Iyaaa! Ini 1 pagi dan kau menelponku tahu!”

Yoobi bangkit dari posisinya dan terduduk di atas tempat tidurnya. Ia menggosok matanyanya yang masih melekat satu sama lain. Ia mengerjap pelan, kemudian menolehkan kepalanya ke kiri, melihat pemandangan dari apartemennya, Kota New York yang terpampang di hadapannya.

Lampu-lampu Kota New York masih menyala dan sepertinya orang-orang masih banyak yang beraktifitas di bawah sana. Apartemennya yang berada di ketinggian lantai 20 membuat pemandangan Kota New York menjadi sangat kecil.

“Astaga,” Soojung mencicit pelan. “Maafkan aku, aku tidak tahu. Lagipula kau tiba-tiba menghilang, makanya aku menelponmu. Kau kenapa tiba-tiba ada di New York? Apa mereka memintamu pulang?”

“Bukan,” jawab gadis itu cepat. “Ada yang harus aku urus di sini.”

“Ah…” Soojung hanya bisa merespon seperti itu, namun tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul di pikirannya, maka ia pun bertanya, “Kau tidak berniat bertemu dengan Junhyung sunbae, bukan?”

“Tentu saja tidak,” kata gadis itu. “Apa dia masih di New York?”

“Iya,” jawab Soojung pelan. “Dia sepertinya akan menetap di sana.”

“Baiklah, jadi kenapa kau menelponku?”

Soojung tertawa pelan. “Aku sudah bilang, bukan? Aku tanya kau dimana. Seharusnya kau menemuiku sebelum kau terbang ke sana. Aku mencarimu sampai-sampai Ketua Tim Yang Yoseob menggelengkan kepalanya. Mereka juga mencarimu.”

Yoobi menepuk keningnya. “Astaga, aku lupa bilang padanya. Terima kasih kau sudah mengingatkanku. Aku lupa kalau mereka membutuhkanku untuk menyelesaikan kasus. Ketua Tim Yang pasti akan marah padaku.”

“Tidak mungkin,” kata Soojung sambil terkekeh. “Sudah, kau tidur sana!”

Arasseo.”

 

*

 

Pesawat itu mendarat dengan mulus. Satu per satu penumpang dibangunkan oleh para pramugari, termasuk Yoobi, yang merasa sangat lelah. Beberapa hari yang lalu di ada di New York, tetapi sekarang dia sudah tiba lagi di negara asalnya, Korea Selatan.

Ia mengerjap beberapa kali, lalu mengusap matanya. Ia pun bangkit dari tempat duduknya, kemudian melangkah keluar dari pesawat. Ia mengambil kopernya, lalu berjalan melalui lautan manusia, meninggalkan Bandara Internasional Incheon.

“Lee Yoobi!”

Panggilan itu sontak membuat Yoobi langsung menolehkan wajahnya, sebelum sempat menghentikan taksi. Ia menemukan Soojung yang berlari dengan penuh semangat ke arahnya.

Belum sempat Yoobi berlari menjauhi gadis itu, Soojung sudah memeluknya erat-erat, sampai-sampai beberapa orang sempat melirik mereka. Yoobi rasanya ingin berteriak, namun dia tidak bisa, dia malu—dia punya harga diri.

“Bagaimana bisa kau mencoba lari!!”

“Uhh, bisakah kau melepaskan pelukan ini dulu?” tanya Yoobi.

Soojung tertawa kemudian ia melepaskan pelukan tersebut. Ia menatap Yoobi dari atas sampai bawah, kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu, ia mengambil koper Yoobi dan menariknya.

Ya! Mau kemana?” tanya Yoobi kesal.

“Aku bawa mobil!” jawab Soojung sambil mengangkat kunci mobilnya.

Yoobi menghela napas, lalu menurut mengikuti gadis itu menuju mobil Soojung yang diparkir tidak jauh dari sana. Soojung memasukkan koper milik Yoobi ke dalam mobil, lalu ia masuk, dan duduk di kursi supir.

“Apa tidak apa-apa kau mengantarku?” tanya Yoobi setelah masuk ke dalam mobil.

Soojung menghidupkan mobilnya. “Tidak ada masalah, kau tahu sendiri aku sedang liburan. Kepala Dosen Heo sudah bilang kalau ada dosen pengganti. Tapi, ya, aku tidak tahu siapa dosen penggantinya.”

Yoobi tertawa, kemudian ia mengeluarkan ponselnya. “Bagaimana bisa? Kau harus berterima kasih pada dosen penggantimu itu. Ngomong-ngomong bagaimana rasanya bekerja sebagai dosen di universitas tempat kita kuliah dulu?”

“Tidak ada yang spesial,” jawab Soojung datar. “Ya, selain Kepala Dosen Heo yang sudah mengenalku. Dia juga bilang dia merindukanmu beberapa hari yang lalu. Dia tanya-tanya soal pekerjaanmu.”

Yoobi tersenyum tipis.

“Ngomong-ngomong, kau tidak pernah menghubungi Junghyung sunbae lagi?”

Pertanyaan itu mendadak membuat Yoobi terdiam. Soojung melirik gadis itu, kemudian menghela napasnya berat.

“Baiklah-baiklah,” kata Soojung akhirnya. “Aku mengerti. Sebaiknya tidak usah.”

 

*

 

Pemuda berjas itu keluar dari lift bersama dengan sekretarisnya. Tiga orang yang berdiri di depan pintu lift menyambutnya dengan kepala yang menunduk ke arahnya—lebih tepatnya membungkuk sedikit ke arahnya.

“Kau duluan, Tim Makanan dan Minuman.”

“Ah, ya, hari ini akan ada 300 tamu dari Jepang. Mereka datang untuk menghadiri pembukaan restoran hotel di lantai pertama,” kata pria yang berdiri di sisi kanan pemuda itu.  “Seorang CEO peusahaan makanan Jepang, Adachi Yuto, akan menghadiri pembukaan restoran hari ini. Sebaiknya, CEO juga bertemu dengan—”

Pemuda itu menoleh padanya sekilas. “Tidak perlu. Ia bukan berkunjung secara resmi, dia hanya hadir sebagai tamu,” katanya datar. “Lalu, bagaimana denganmu, Tim Intel?”

“Ah, ya.” Seorang pria dari belakang maju ke depan untuk menyamakan langkah dengannya, kemudian memberikan sebuah laporan. “Ada sebuah bank yang menjanjikan akan menurunkan bunga bagi beberapa pinjaman. Dan, mereka ingin makan bersama dengan Anda, CEO.”

Pemuda itu menghentikan langkahnya, kemudian menatap pria dari Tim Intel. Tentu saja, pria lainnya juga ikut berhenti ketika pemuda itu berhenti. “Apakah saya harus menghadiri makan bersama itu?” tanyanya.

Pria itu mengangguk. “Saya rasa akan bagus jika Anda bertemu mereka sekali saja, Tuan.”

Pemuda tersebut melirik sekretarisnya. “Baiklah, aturkan jadwal untukku, Sekretaris Yang.”

“Ah, ada yang menghubungi Anda untuk menghadiri reuni angkatan 45 Universitas Taeguk malam ini jam 8,” kata Sekretaris Lee. “Apa Anda mau menghadirinya?”

Pemuda itu terdiam pelan. “Cek siapa saja yang akan hadir.”

“Baiklah, CEO.”

 

✖ ✖

To be Continued

August 6, 2017 — 11:50 p.m.

3 thoughts on “[Chapter 2] 좋은 일이야

  1. Pingback: [Chapter 3] 좋은 일이야 | Junnie!ART

  2. Pingback: [Chapter 4] 좋은 일이야 | Junnie!ART

  3. Pingback: [Final: Chapter 5] 좋은 일이야 | Junnie!ART

Leave a comment